WELCOME TO THE INDONESIA MUSLIM TRAVEL INDEX 2023
The Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2023, a collaboration between CrescentRating, Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI), and Bank Indonesia, positions the nation as a top Halal Tourism destination. Building on the foundation set by the Mastercard-Crescentrating Global Muslim Travel Index (GMTI) since 2015, the IMTI has expanded its evaluation to 15 provinces, up from ten in its previous editions. This report uses the ACES framework, mirroring the GMTI's approach, to gauge each province's readiness for Muslim tourists. Emphasizing Halal tourism's role in Indonesia's economic growth, the IMTI provides insights to enhance tourism services, urging the development of diverse offerings tailored for Muslim travelers. This joint effort aims to boost Indonesia's Halal tourism competitiveness, capitalizing on the sector's vast potential for economic expansion.
Download Guide
Forgot password.
- Menuju Indonesia sebagai Destinasi Wisata Halal Dunia
- Artikel Halal
- Chairunnisa Nadha
- September 21, 2019
- No Comments
Setelah sukses meraih prestasi di level internasional sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia versi GMTI (Global Muslim Travel Index) 2019, Indonesia semakin serius menggarap pasar wisata halal. Meski MUI sudah lebih dulu mengeluarkan panduan, regulasi terkait hal ini masih harus dipersiapkan.
Dinobatkannya Indonesia sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia, mengembuskan angin optimisme baru bagi para pemangku kepentingan di bidang wisata halal. Kementerian Pariwisata terus memperluas cakupan destinasi wisata halal prioritas. Sementara LPPOM MUI sebagai lembaga yang fokus menangani sertifikasi halal, tak kalah gesit dalam melakukan sertifikasi halal di daerah-daerah tujuan wisata.
Seperti diketahui, Chief Executive Officer (CEO) CrescentRating, Fazal Bahardeen, pada awal April 2019 lalu menyerahkan piagam penghargaan kepada Indonesia yang menduduki peringkat pertama wisata halal dunia versi GMTI 2019, bersanding dengan Malaysia.
Selain Indonesia dan Malaysia, urutan ranking wisata halal dunia versi GMTI diraih oleh Turki di posisi ketiga (skor 75), Arab Saudi di posisi keempat (skor 72), serta Uni Emirat Arab di posisi kelima (skor 71). Negara lain yang masuk dalam top 10 wisata halal dunia lainnya antara lain Qatar (skor 68), Maroko (skor 67), Bahrain (skor 66), Oman (skor 66), dan Brunei Darussalam (skor 65).
Secara spesifik, GMTI melalui CrescentRating-Mastercard juga telah mengumumkan bahwa top 5 destinasi wisata halal prioritas Indonesia 2019 secara berturut-turut diraih oleh Lombok (Nusa Tenggara Barat) dengan skor 70, Aceh (66), Riau dan Kepulauan Riau (63), DKI Jakarta (59), serta Sumatera Barat (59).
“Saya harapkan prestasi ini akan memacu destinasi wisata lain di Indonesia untuk segera mengembangkan wisata halal di masing-masing daerahnya, karena kita mampu. Indonesia mampu dan layak untuk dikenal dunia” imbuh Menteri Pariwisata Arif Yahya.
Seperti dilansir oleh Tim Komunikasi Pemerintah Kemenkominfo dan Biro Komunikasi Publik, Kementerian Pariwisata RI, Arif Yahya menambahkan, pengembangan pariwisata halal Indonesia merupakan salah satu program prioritas Kementerian Pariwisata yang sudah dikerjakan sejak lima tahun yang lalu. Data GMTI 2019 menunjukkan bahwa hingga tahun 2030, jumlah wisatawan muslim diproyeksikan akan menembus angka 230 juta di seluruh dunia.
Selain itu, pertumbuhan pasar pariwisata halal Indonesia di tahun 2018 mencapai 18%, dengan jumlah wisatawan muslim mancanegara yang berkunjung ke destinasi wisata halal prioritas Indonesia mencapai 2,8 juta dengan devisa mencapai lebih dari Rp 40 triliun.
Mengacu pada target capaian 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara yang harus diraih di tahun 2019, Kementerian Pariwisata menargetkan 25% atau setara 5 juta dari 20 juta wisman adalah wisatawan muslim.
Untuk mencapai target tersebut, Kementerian Pariwisata kemudian membentuk tim pengembangan 10 Destinasi Halal Prioritas Nasional pada tahun 2018 yang mengacu standar GMTI. Kesepuluh Destinasi Wisata Halal Prioritas tersebut adalah Aceh, Riau dan Kepulauan Riau, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur (Malang Raya), Lombok, dan Sulawesi Selatan (Makassar dan sekitarnya).
Tahun ini, penguatan destinasi pariwisata halal dilakukan dengan menambah keikutsertaan 6 Kabupaten dan Kota yang terdapat di dalam wilayah 10 Destinasi Halal Prioritas Nasional, yaitu Kota Tanjung Pinang, Kota Pekanbaru, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Cianjur.
Guna mendorong percepatan pengembangan destinasi pariwisata halal nasional berstandar global, Kementerian Pariwisata menyelenggarakan Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) pada tahun 2018 dan 2019. Penilaian IMTI dilakukan langsung oleh CrescentRating-Mastercard yang bekerjasama dengan Indonesia dengan menggunakan empat indikator utama yang telah ditetapkan oleh GMTI yakni: accessibility (aksesibilitas), communication (komunikasi), environment (lingkungan) dan service (layanan). Hasil penilaian dari empat aspek utama tersebut secara otomatis akan menentukan top 5 destinasi wisata halal prioritas Indonesia.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin menyatakan, sertifikasi halal bagi produk pendukung wisata, sangatlah penting. Namun, di luar itu ada hal lain yang juga tak kalah penting, yakni pelayanan secara menyeluruh. “Kita jangan hanya mengandalkan halal dan status Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim. Jika kita tidak bisa memberikan pelayanan terbaik maka wisatawan tidak akan mau datang,” ujar KH. Ma’ruf Amin pada pembukaan Rapat Penyusunan Rencana Strategis Pariwisata Halal 2019-2024 oleh Kementerian Pariwisata, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Perlu Regulasi yang Memadai
Semangat pengembangan wisata halal terus dikembangkan meskipun dengan regulasi yang masih minim. Direktur LPPOM MUI, Dr. Lukmanul Hakim, M.Si mengakui, regulasi yang secara spesifik mengatur tentang wisata halal belum ada.
Namun, LPPOM MUI sebagai lembaga yang menangani sertifikasi halal, terus mendorong agar daerah yang akan mengembangkan destinasi wisata halal, dilengkapi dengan sarana dan prasana yang halal. “Tersedia restoran, pusat kuliner, hingga makanan dan minuman yang bersertifikat halal,” ujar Lukmanul Hakim.
Senada dengan Lukmanul Hakim, dosen tetap pada Business Law Departement Universitas Bina Nusantara (Binus), Abdul Rasyid menjelaskan, Indonesia sejatinya memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pariwisata halal di skala global karena didukung dengan keindahan alam, keragaman budaya dan populasi muslim terbesar di dunia. Usaha yang telah dilakukan oleh Kemenpar dalam mempromosikan Indonesia sebagai pusat destinasi pariwisata halal juga layak untuk diapresasi.
“Namun penting untuk dipikirkan bahwa pengembangan pariwisata halal tidak hanya semata dengan melakukan promosi secara masif saja guna mengejar posisi tertentu di skala global, tapi juga harus didukung dengan regulasi yang kuat sebagai landasan dalam melangkah,” ujar Abdul Rasyid dalam tulisannya di https://business-law.binus.ac.id .
Dari sisi regulasi, tambahnya, pariwisata halal di Indonesia tergolong lemah karena tidak ada aturan secara spesifik, baik dalam bentuk Undang-Undang maupun Peraturan Menteri. Sampai saat ini aktivitas wisata halal berdasarkan pada Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. UU ini mengatur tentang kepariwisataan secara umum, dan tidak mengatur pariwisata halal.
Menurut UU tersebut, pariwisata adalah ‘berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah.” (Pasal 1 butir 3). Usaha pariwisata mencakup banyak sektor, antara lain jasa transportasi wisata, jasa perjalanan wisata, jasa makanan dan minuman, penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi; penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, pameran, spa, dan lain-lain.
Meskipun dalam pasal di atas kata pariwisata halal tidak disebutkan secara eksplisit, namun apabila diamati kata “berbagai macam kegiatan wisata” dalam definisi pariwisata tersebut mengindikasikan dibolehkannya melakukan kegiatan pariwisata berdasarkan kepada prinsip-prinsip syariah.
Kegiatan usaha pariwisata halal memang mempunyai karakterisitik yang berbeda dengan kegiatan usaha pariwisata pada umumunya. Kegiatan usaha pariwisata halal merupakan konsep yang mengintegrasikan nilai-nilai syariah ke dalam kegiatan pariwisata dengan menyediakan berbagai fasilitas dan pelayanan yang sesuai dengan ketentuan syariah. ( Selengkapnya baca: Perbedaan Wisata Konvensional dengan Wisata Halal ).
Untuk memfasilitasi dan mendukung kegiatan usaha pariwisata halal, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah. Peraturan Menteri ini dikeluarkan berdasarkan Nota Kesepahaman antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) tentang Pengembangan dan Sosialisasi Pariwisata Syariah. Secara umum, Peraturan Menteri di atas memberikan pedoman dan standarisasi penyelenggaraan usaha hotel syariah.
Pada tahun 2016, Peraturan Menteri No. 2 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah tersebut dicabut dengan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 11 Tahun 2016 karena dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan dan perkembangan kepariwisataan saat ini. Selain itu, Menteri Pariwisata juga telah mengeluarkan Peraturan Nomor 1 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Sertifikasi Usaha Pariwisata. Peraturan ini mengatur mengenai sertifikasi usaha pariwisata halal.
“Namun Pasal mengenai sertifikasi usaha pariwisata halal dalam peraturan tersebut juga dicabut dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 1 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Sertifikasi Usaha Pariwisata. Dengan dicabutnya beberapa peraturan Menteri di atas praktis tidak ada lagi peraturan yang mengatur pariwisata halal. Tentu hal ini membuat bingung para pelaku pariwisata halal ketika akan menjalankan usahanya karena tidak ada pedoman yang harus dikuti,” jelas Abdul Rasyid.
Di sela-sela acara penobatan wisata halal oleh GMTI di Jakarta, Menteri Pariwisata Arif Yahya juga mengakui pentingnya membuat regulasi yang suportif dalam upaya memajukan wisata halal. “Kita juga membutuhkan regulasi terkait halal tourism dan ini akan dibuat atas kerja sama Kemenpar dengan Majelis Ulama Indonesia,” ujarnya.
Panduan dari DSN-MUI
Melihat kondisi tidak adanya peraturan mengenai parawisata halal dan juga atas permintaan beberapa pihak, maka pada akhir 2016 Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa yang mengatur mengenai penyelenggaraan parawisata syariah (halal) yang dapat digunakan untuk mengembangkan sektor parawisata halal di Indonesia.
Fatwa DSN MUI Nomor 108/DSN-MUI/X/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah tersebut mengatur tentang keseluruhan kegiatan parawisata syariah, dari ketentuan akad (perjanjian) yang dilakukan, ketentuan hotel, destinasi wisata, SPA, sauna, massage , biro perjalanan, maupun ketentuan mengenai pemandu wisatanya. Meski dalam beberapa hal terdapat perbedaan, panduan wisata halal juga dikeluarkan oleh Crescent Rating dan GMTI.
Terlepas dari belum lengkapnya regulasi yang mengatur wisata halal, satu hal yang patut disyukuri adalah kuatnya komitmen dari para pemangku kepentingan, untuk secara bersama-sama membangun wisata halal Indonesia. Pemerintah, melalui Kementerian Pariwisata beserta jajaran di bawahnya, telah menggariskan kebijakan tentang pengembangan wisata halal. MUI telah pula mengeluarkan panduan pelaksanaan wisata halal.
Sedangkan LPPOM MUI, seperti disampaikan oleh Wakil Direktur LPPOM MUI Bidang Pembinaan Daerah, Ir. Osmena Gunawan, terus mendorong agar jajaran LPPOM MUI provinsi, terutama yang daerahnya telah dicanangkan sebagai destinasi wisata halal prioritas, terus melakukan langkah-langkah strategis dalam hal sertifikasi halal.
“Pengembangan destinasi wisata halal harus berangkat dari komitmen bersama untuk menciptakan suasana yang ramah, bersih, aman, dan nyaman. Yang tak kalah penting adalah komitmen dari pengelola hotel, restoran dan penyedia makanan lainnya untuk menyediakan makanan dan minuman yang benar-benar terjamin kehalalannya,” ujar Osmena Gunawan. (FMS)
Tinggalkan Komentar Batalkan Balasan
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.
For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use .
I agree to these terms (required).
Gedung Global Halal Centre Jl. Pemuda No.5, Sempur, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16161
LAYANAN KAMI
Kontak kami.
- Reformasi Birokrasi
- Ragam Poltekpar
- Tentang Kemenparekraf
- Hubungi Kami
- Link Direktori
- Kebijakan Privasi
- Badan Otorita Borobudur
- Badan Pelaksana Otorita Danau Toba
- Poltekpar Medan
- Poltekpar Palembang
- Poltekpar NHI Bandung
- Poltekpar Makassar
- Poltekpar Lombok
- Poltekpar Bali
- 5 TAHUN KEMBANGKAN PARIWISATA HALAL, INDONESIA...
5 TAHUN KEMBANGKAN PARIWISATA HALAL, INDONESIA AKHIRNYA RAIH PERINGKAT PERTAMA WISATA HALAL DUNIA 2019
Jakarta, 15 April 2019 – Indonesia kembali menorehkan prestasi di level internasional dengan diraihnya peringkat pertama sebagai destinasi wisata halal dunia versi GMTI (Global Muslim Travel Index) 2019, yang diumumkan oleh CrescentRating - Mastercard.
Prestasi ini merupakan kabar gembira yang tidak hanya dirasakan oleh Kementerian Pariwisata saja selaku Kementerian yang menangani pengembangan wisata halal di Indonesia, namun juga bagi seluruh bangsa Indonesia. Setelah lima tahun fokus pada pengembangan pariwisata halal, Indonesia akhirnya mampu menunjukkan potensinya sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia.
Prestasi baru ini telah disampaikan secara langsung oleh CEO CrescentRating dan juga halaltrip.com, Fazal Bahardeen, bertempat di Hotel Pullman Jakarta, Selasa (09/04) dan dihadiri langsung oleh Menteri Pariwisata (Menpar) Republik Indonesia, Arief Yahya, dan didampingi oleh Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan, Ni Wayan Giri Adnyani, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I, Rizki Handayani, Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Kawasan Pariwisata sekaligus selaku Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal, Anang Sutono, dan Pengarah Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal, Riyanto Sofyan.
Fazal menyampaikan jika tahun 2019 akhirnya Indonesia menduduki peringkat pertama wisata halal dunia versi GMTI 2019, bersanding dengan Malaysia. “Setelah bergabung dalam GMTI, tahun ini, Indonesia patut berbangga karena akhirnya mampu menduduki peringkat pertama wisata halal dunia, bersanding dengan Malaysia, dengan total skor 78”, ungkap Fazal.
Selain Indonesia dan Malaysia, urutan ranking wisata halal dunia versi GMTI diraih oleh Turki di posisi ketiga (skor 75), Arab Saudi di posisi keempat (skor 72), serta Uni Emirat Arab di posisi kelima (skor 71). Negara lain yang masuk dalam top 10 wisata halal dunia lainnya antara lain Qatar (skor 68), Maroko (skor 67), Bahrain (skor 66), Oman (skor 66), dan Brunei Darussalam (skor 65).
Senada dengan Fazal, Menpar yang hadir dalam acara tersebut tidak mampu menyembunyikan kebahagiaannya dan secara khusus mengucapkan terima kasih pada seluruh jajaran Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal yang telah bekerja keras sehingga prestasi baru ini berhasil diraih untuk Indonesia.
“Saya ucapkan selamat bagi seluruh Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal yang akhirnya berhasil mewujudkan mimpi Indonesia sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia, tahun ini. Saya harapkan prestasi ini akan memacu destinasi wisata lain di Indonesia untuk segera mengembangkan wisata halal di masing-masing daerahnya, karena kita mampu, Indonesia mampu dan layak untuk dikenal dunia” imbuh Menpar.
Pengembangan pariwisata halal Indonesia merupakan salah satu program prioritas Kementerian Pariwisata yang sudah dikerjakan sejak lima tahun yang lalu. Data GMTI 2019 menunjukkan bahwa hingga tahun 2030, jumlah wisatawan muslim (wislim) diproyeksikan akan menembus angka 230 juta di seluruh dunia. Selain itu, pertumbuhan pasar pariwisata halal Indonesia di tahun 2018 mencapai 18%, dengan jumlah wisatawan muslim (wislim) mancanegara yang berkunjung ke destinasi wisata halal prioritas Indonesia mencapai 2,8 juta dengan devisa mencapai lebih dari Rp 40 triliun. Mengacu pada target capaian 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang harus diraih di tahun 2019, Kementerian Pariwisata menargetkan 25% atau setara 5 juta dari 20 juta wisman adalah wisatawan muslim. Peluang inilah yang ditangkap oleh Kementerian Pariwisata, dan ditindaklanjuti dengan pengembangan 10 Destinasi Halal Prioritas Nasional di tahun 2018 yang mengacu standar GMTI, antara lain: Aceh, Riau dan Kepulauan Riau, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur (Malang Raya), Lombok, dan Sulawesi Selatan (Makassar dan sekitarnya). Tahun ini, penguatan destinasi pariwisata halal dilakukan dengan menambah keikutsertaan 6 Kabupaten dan Kota yang terdapat di dalam wilayah 10 Destinasi Halal Prioritas Nasional, yaitu Kota Tanjung Pinang, Kota Pekanbaru, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Cianjur.
Untuk meriah prestasi baru ini, Indonesia melalui Kementerian Parwisata juga telah rutin melakukan bimbingan teknis (bimtek) serta workshop di 10 destinasi pariwisata halal unggulan. Guna mendorong percepatan pengembangan destinasi pariwisata halal nasional berstandar global, Kementerian Pariwisata menyelenggarakan Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) pada tahun 2018 dan 2019. Penilaian IMTI dilakukan langsung oleh CrescentRating-Mastercard yang bekerjasama dengan Indonesia dengan menggunakan empat indikator utama yang telah ditetapkan oleh GMTI yakni: accessibility (aksesibilitas), communication (komunikasi), environment (lingkungan) dan service (layanan). Hasil penilaian dari empat aspek utama tersebut secara otomatis akan menentukan top 5 destinasi wisata halal prioritas Indonesia.
CrescentRating-Mastercard juga telah mengumumkan bahwa top 5 destinasi wisata halal prioritas Indonesia 2019 secara berturut-turut diraih oleh Lombok (Nusa Tenggara Barat) dengan skor 70, Aceh dengan skor 66, Riau dan Kepulauan Riau dengan skor 63, DKI Jakarta dengan skor 59, serta Sumatera Barat dengan skor 59. Penganugerahan bagi lima destinasi wisata halal prioritas serta 11 destinasi wisata halal lainnya telah dilaksanakan oleh Menpar minggu lalu bertempat di Bidakara Hotel, Selasa (09/04) dan dihadiri langsung oleh perwakilan dari masing-masing Provinsi/Kota/Kabupaten destinasi wisata halal tersebut. Selain acara penganugerahan, Kemenpar juga melakukan penandatanganan kesepahaman (Memorandum of Understanding) antara Kemenpar yang diwakili oleh Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan, Ni Wayan Giri Adnyani bersama perwakilan CEO Provinsi/Kota/Kabupaten dari 16 destinasi wisata halal prioritas, sebagai bukti komitmen Kepala Daerah dalam mengembangan pariwisata halal di masing-masing daerahnya.
(Tim Komunikasi Pemerintah Kemenkominfo dan Biro Komunikasi Publik, Kementerian Pariwisata RI)
Berita Terpopuler Marves
Staf Ahli Menko Bidang Hukum...
Kunjungan Lapangan DPSP...
Workshop on Sustainable Ocean...
Dokumentasi Menko Luhut pada...
ISF 2024 International...
Marves Publikasi
Marves Podcast
Majalah Marves
Jl. MH. Thamrin No.8, Jakarta Pusat 10340, Indonesia.
+62-21-23951100
+62-21-3141790
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI
@kemenkomarves
Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi
Your Location:
2022 © KEMENKO MARVES RI - Copyright All Rights Reserved
- Disabilitas
Wisata Halal di Indonesia, Pengertian, Konsep, dan Destinasinya
Sebenarnya, apa itu wisata halal?
Diperbarui 15 Jun 2023, 07:40 WIB Diterbitkan 15 Jun 2023, 07:40 WIB
Liputan6.com, Jakarta Wisata halal merupakan konsep wisata yang mulai diperkenalkan di Indonesia. Sejumlah negara seperti Arab Saudi, Palestina, Turki, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Malaysia dengan populasi masyarakat Islam mulai menerapkan wisata halal ini. Di Indonesia, wisata halal adalah konsep yang relatif baru.
9 Wisata Kuliner Medan Halal yang Legendaris, Bikin Ketagihan
Kota bandung mantapkan wisata halal, berapa target kunjungan wisatawan, 5 wisata halal indonesia yang telah diakui terbaik di dunia.
Advertisement
Kemenparekraf mulai mengembangkan konsep wisata halal di sejumlah daerah di Indonesia. Wisata halal bisa menjadi alternatif bagi wisata Muslim untuk berwisata sekaligus memenuhi kebutuhan spiritualnya. Melalui program wisata halal inilah, diharapkan sektor pariwisata mampu menggaet lebih banyak wisatawan lokal maupun mancanegara.
Sebenarnya, apa itu wisata halal ? bagaimana konsepnya dan contoh destinasinya? Berikut pengertian tentang wisata halal, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (10/3/2022).
Kekayaan pariwisata Indonesia semakin lengkap dengan dikukuhkannya lombok sebagai salah satu destinasi wisata halal kelas dunia. Berikut ini wawancara bersama Ketua BPPD Nusa Tenggara Barat, Taufan Rahmadi tentang wisata halal di Lombok, NTB
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini .
Mengenal wisata halal
Mengutip Kemenparekraf, wisata halal adalah layanan tambahan amenitas, atraksi, dan aksesibilitas yang ditujukan dan diberikan untuk memenuhi pengalaman, kebutuhan, dan keinginan wisatawan muslim. Menurut Kementerian Agama, wisata halal adalah pemberian fasilitas bagi wisatawan muslim untuk dapat menunaikan kewajiban syariatnya di lokasi wisata tersebut.
Menurut Wisata Halal Sekolah Vokasi UGM, wisata halal adalah konsep wisata yang menggunakan basis syariah Islam (Islamic law) dalam pelayanan dan produk wisata. Konsep ini tak hanya digunakan di negara Islam, tetapi juga negara non-Islam. Wisata halal bisa mencakup halal hotel, halal restaurant, halal resort and halal trip.
Konsep halal dalam pariwisata
Masih menurut bahasan Wisata Halal Sekolah Vokasi UGM, dalam hukum Islam, halal berarti hal yang dapat diizinkan. Dalam konteks pariwisata, wisata halal adalah wisata yang menerapkan aturan yang berhubungan dengan hukum atau nilai-nilai Islam.
Saat ini, tak ada standar yang diakui internasional terhadap pariwisata halal. Wisata halal merupakan konsep yang relatif baru dalam kajian pariwisata. Wisata halal ini masih terkait dengan konsep wisata Islam (Islamic tourism), destinasi wisata ramah halal (halal friendly tourism destination), perjalanan halal (halal travel), destinasi perjalanan ramah Muslim (Muslim-friendly travel destination), dan gaya hidup halal (halal lifestyle).
Dalam mewujudkan wisata halal ada beberapa hal yang perlu dimiliki oleh destinasi wisata. Misalnya, penyediaan makanan halal, fasilitas pendukung untuk beribadah: mushola dan tempat wudhu, hingga pelayanan ramah muslim lainnya.
Konsep pengembangan pariwisata halal Indonesia sendiri merupakan konsep wisata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan pengalaman wisata muslim. Konsep itu diantaranya: layanan makanan dan minuman halal, fasilitas ibadah berkualitas, toilet bersih dengan air memadai, bebas dari islamophobia, memberi nilai manfaat sosial, program ramadan, pengalaman unik bagi wisatawan muslim, bebas dari aktivitas non halal, penyediaan area rekreasi dengan privasi.
Potensi wisata halal di Indonesia
Indonesia memiliki prospek wisata halal yang kuat. Menurut Kemenparekraf, prospek Indonesia dalam mengembangkan wisata halal telah diakui dunia. 20% atau sekitar 14,92 juta turis asing yang datang ke Indonesia merupakan wisatawan muslim. Ini terbukti dengan penghargaan yang banyak diterima Indonesia terkait dengan konsep wisata halal.
Pada 2019, Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai Wisata Halal Terbaik di Dunia versi Global Muslim Travel Index (GMTI). Indonesia juga berhasil menyabet 12 dari 16 penghargaan dalam World Halal Tourism Award 2016 di Abu Dhabi.
Destinasi wisata halal di Indonesia
Indonesia memiliki destinasi wisata halal yang tersebar di berbagai pulau. Berikut 5 daerah yang mulai menerapkan konsep wisata halal di Indonesia menurut Kemenparekraf:
Lombok termasuk daerah yang sudah lama mengadopsi konsep wisata halal. Sejumlah destinasi dan akomodasi wisata di Lombok telah menggunakan wisata halal pada layanannya. Pada 2015, Lombok pernah dinobatkan sebagai The World Best Halal Tourism Destination dalam ajang World Halal Travel Awards di Abu Dhabi. GMTI bahkan memberikan nilai 76 untuk kualitas layanan komunikasi di Lombok pada 2019.
Pada 2016, Aceh berhasil mendapatkan penghargaan sebagai World Best Airport for Halal Travellers dan World Best Halal Cultural Destination dari World Halal Tourism Award. Banyaknya destinasi wisata bernuansa Islami juga menjadi daya tarik tersendiri bagi Aceh.
Kepulauan Riau
Kepulauan Riau juga sangat potensial menjadi salah satu destinasi wisata ramah muslim di Indonesia. Ikon dari destinasi wisata halal di Kepulauan Riau tak lain adalah Masjid Sultan Kepulauan Riau yang terletak di Pulau Penyengat.
Sumatera Barat
Sumatera Barat telah banyak menyabet prestasi bergengsi dalam World Halal Tourism Award 2016. Setidaknya ada 3 penghargaan yang berhasil diraih Sumatera Barat, yakni World Best Halal Destination, World Best Halal Tour Operator, dan World Best Halal Culinary Destination. Dengan modal tersebut, tak heran kalau Sumatera Barat sangat potensial dalam mengembangkan wisata halal di Indonesia.
Menparekraf Sandiaga Uno baru-baru ini juga menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Imam Besar Masjid Istiqlal. Bersama MoU ini, Masjid Istiqlal akan dikembangkan sebagai destinasi wisata religi di Indonesia. Pemilihan Jakarta tidak dapat dilepaskan dari lengkapnya fasilitas ramah muslim. Setidaknya ada 510 hotel dengan sertifikat halal dan 5 hotel tipe syariah di Jakarta.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Wisata Halal
Destinasi wisata halal, wisata syariah, berita terkini, konten timeless.
Anies Baswedan
Anies Batal, PDIP Usung Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja di Pilkada Jabar 2024
Ini Pertimbangan Anies Tolak Maju di Pilkada Jawa Barat
Jubir: Keputusan Final, Anies Tidak Maju Pilkada Jawa Barat
Batal Maju di Pilkada Jabar, Anies Apresiasi Parpol Pendukung
Anies Baswedan Putuskan Tidak Maju di Pilkada Jawa Barat
Jubir Benarkan Anies Baswedan Ditawari Maju Pilkada Jabar 2024
VIDEO: Pramono-Rano Diantar Naik Oplet ke KPU, RK-Suswono Jalan Kaki Diiringi Arak-arakan
Pilkada jakarta 2024 disebut akan tetap seru meski tanpa anies baswedan.
VIDEO: PDIP Resmi Usung Pramono Anung dan Rano Karno Maju di Pilkada Jakarta 2024
KPU Jakarta: Pemeriksaan Kesehatan Pramono-Rano 30 Agustus, RK-Suswono 31 Agustus
3 Fakta Terkait Pramono Anung-Rano Karno Daftar ke KPU Maju di Pilgub Jakarta 2024
KPU Jakarta: Berkas Pendaftaran Pramono-Rano dan RK-Suswono Lengkap
Waspada Mpox Varian Clade 1b yang Merebak di Afrika, Apa Langkah Strategis Kemenkes?
Mpox Clade 1b Belum Ditemukan di Indonesia, Epidemiolog: Bukan Berarti Aman
Jurus Kemenkes Cegah Mpox Clade 1b Masuk ke Indonesia
Kemenkes: Belum Ditemukan Kasus Mpox Clade 1b di Indonesia hingga Hari Ini
Waspada Monkeypox, Begini Alur Skrining Mpox di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Jelang IAF
Jelang indonesia-africa forum, wamenkes dante pantau kesiapan skrining mpox di bandara i gusti ngurah rai.
Jadwal BRI Liga 1 2024/2025 usai Jeda Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Hasil BRI Liga 1 Borneo FC vs Bali United: Menang 2-0, Pesut Etam Jaga Rekor 100 Persen
Hore! Beli Tiket Pertandingan BRI Liga 1 Bisa Lewat Super Apps BRImo, Mudah dan Bebas Antri
Jadwal bri liga 1 2024/2025, selasa 27 agustus: borneo fc vs bali united.
Mau Nonton Pertandingan BRI Liga 1? Beli Tiketnya Lewat BRImo Aja!
Hasil bri liga 1 2024/2025: hajar dewa united, psm makassar masih sempurna dan pimpin klasemen.
BPJPH: Halal Tourism Potensial Perkuat Industri Wisata Indonesia
Jakarta, BPJPH - Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kemenag Muhammad Aqil Irham menilai halal tourism (wisata halal) sangat potensial untuk memperkuat industri wisata nasional.
Hal itu diungkapkan Aqil Irham saat menjadi narasumber Jakarta Marketing Week 2022 dengan tema "Halal Tourism: How It Helps Recovering Indonesia Tourism Industry" yang digelar oleh MarkPlus.
"Seiring perkembangan halal sebagai trend global yang berkembang pesat, saat ini wisata halal telah menjadi perhatian dunia sehingga dikembangkan secara serius oleh berbagai negara mengingat peluangnya yang begitu besar," ungkap Aqil Irham di Atrium Mall Casablanca, Jakarta, Kamis (19/5/22).
Halal Tourism dalam pandangan Aqil Irham merupakan konsep wisata yang menyediakan layanan tambahan yang disediakan untuk meningkatkan kepuasan wisatawan dalam memperoleh, mengonsumsi, atau menggunakan produk halal, baik berupa barang maupun jasa, selama berwisata.
"Artinya, aspek halal bukan berkaitan dengan mengislamisasikan destinasi wisatanya, melainkan dari sisi pelayanannya yang berbasis ketersediaan produk halal," jelasnya. Dengan begitu, wisatawan Muslim memperoleh kemudahan untuk mendapatkan layanan yang berkaitan dengan makanan, minuman, atau kebutuhan lain yang terjamin kehalalannya.
Aqil menegaskan, wisata halal hanya dapat terwujud ketika Jaminan Produk Halal dilaksanakan. Sebab, tersedianya produk bersertifikat halal hanya terwujud dengan diterapkannya standar halal melalui mekanisme sertifikasi halal bagi produk yang berupa barang maupun jasa.
"Misalnya destinasi wisata halal di Lombok, di sana telah tersedia hotel-hotel dengan resto-resto yang telah bersertifikat halal, kuliner di sana yang juga menjadi daya tarik wisatawan juga halal, dan lain sebagainya. Semuanya membentuk ekosistem wisata halal," imbuh Aqil Irham.
Data DinarStandard dalam laporan Ekonomi Islam Global 2020/2021 yang dipublikasi melalui Salaam Gateway pada November 2020, mencatat bahwa pada 2019, sebanyak 200,3 juta perjalanan telah dilakukan wisatawan muslim global, dengan pengeluaran sebesar 194 miliar dolar AS. Artinya, wisatawan muslim dunia menjadi potensi pasar yang besar. Apalagi, jumlahnya terus meningkat sehingga meningkat pula potensi nilai belanjanya.
Peluang wisata halal saat ini juga telah menjadi perhatian khusus dari sejumlah negara bukan anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI); misalnya: Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan. Sebab, sektor wisata halal dipastikan dapat mendorong industri wisata yang menggenjot pertumbuhan ekonomi. Berbagai upaya terus mereka lakukan dalam peningkatan kualitas pelayanan wisata halal.
"Kita sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia tentu memiliki modal besar untuk menjadi yang terdepan dalam wisata halal. Karenanya, program percepatan sertifikasi halal yang sedang kita jalankan dengan target 10 juta produk tersertifikasi halal sangatlah relevan dalam upaya penguatan wisata halal kita," tandasnya.
Dengan diterapkan mandatory sertifikasi halal ini, sudah semestinya sertifikasi halal dapat meningkatkan pertumbuhan produk halal yang implikasinya meningkatkan kinerja sektor-sektor ekonomi nasional, termasuk wisata halal. Untuk itu, salah satu kunci utama dalam mendorong pertumbuhan produk halal nasional adalah dengan melakukan akselerasi sertifikasi halal.
Aqil Irham juga mengatakan perlunya penguatan ekosistem halal nasional yang dilakukan secara sinergis dan kolaboratif dengan melibatkan seluruh stakeholder Jaminan Produk Halal terkait. Sebab, rantai nilai industri wisata halal meliputi banyak sektor seperti industri transportasi, perhotelan dan akomodasi, restoran, kafe, perbelanjaan, jasa travel and tour, media, dan sebagainya.
Cek Produk Halal
Artikel Terkini
Destinations
Halal Hotels
Inspiration.
7 Muslim-Friendly Destinations in Indonesia
For most people, Bali is the first destination that comes to mind when you mention Indonesia. And while Bali is a spectacular halal holiday destination, there are other unique destinations in Indonesia that are lesser known, but equally stunning, while being less touristy as well as more suitable for Muslim travellers. The destinations listed below are among ten destinations that have been designated by the Indonesian Ministry of tourism as Muslim-friendly, with a focus to further develop them for Muslim visitors.
Rinjani mountain an active volcano which towers over the island of Lombok, is the second highest volcano in Indonesia.
Lombok ranks first in the Indonesia Muslim Travel Index (IMTI), a ranking of the 10 provinces designated by the Ministry of Tourism Indonesia for Halal tourism. (The ranking is developed by Crescentrating in partnership with MasterCard.) Lombok is known for its pristine beaches and water sports. Gili islands, which are off Lombok’s west coast are a great destination for diving and snorkelling. Dubbed as the land of one thousand mosques, Lombok has plenty of prayer facilities and a large number of halal certified restaurants as well as hotels with halal certified kitchens. The island won the “best halal tourism and halal honeymoon destination” in Abu Dhabi in 2016.
Baiturrahman Grand Mosque in Banda Aceh is a symbol of faith and a resilient spirit as it survived the 2004 Tsunami
Muslim-friendly Aceh is known as the province from which Islam first spread to the rest of Indonesia. It is currently the only province in Indonesia that implements shariah law. A less known fact, is that Aceh has some of the best beaches in the country as well as other natural beauty, including waterfalls and wildlife. It is also a great destination for adventure seeking travelers as it’s well known for its water sports, including snorkeling and diving. Its capital Banda Aceh is known for its museums and interesting architecture. In terms of culture and heritage, Aceh is famous for its Saman Dance which is on UNESCO’s list of Intangible Cultural Heritage.
- Riau and Riau Islands
Coral reefs off Riau Islands
Riau Islands is a chain of over 1,796 islands located in the western part of Indonesia, bordered by Singapore and Malaysia. One of the most popular islands is Batam, which is popular for its water sports, hiking, cycling, and golf. Another popular island: Bintan is popular for its beautiful beaches and crystal-clear waters. It is also known for its world-class hotels. Riau islands have stunning coral reefs and exotic fish, and are renowned for their scuba diving sites which makes the islands a perfect fit for adventure solo travellers.
The Jakarta skyline at sunset.
The capital Jakarta is a lively bustling city. It’s known for its huge shopping malls and for entertainment. Kota tua, which means ‘old city’ is definitely worth visiting. In it you will find Dutch buildings dating back to the 17 th century which was home to the Dutch East India Company that dealt in spice trade. A haven for foodies, Jakarta has an abundance of halal friendly restaurants. While its Thousand Islands is famous for its luxury resorts, snorkelling and water sports.
- West Sumatera
Parasailing in Puncak Lawang, a plateau in West Sumatra
West Sumatera is home to several Islamic heritage sites and cultural attractions. It has stunning diverse nature, from rainforests to beaches, to canyons, to waterfalls. It is a perfect destination for adventure lovers and Muslim couples as it offers opportunities for parasailing, hiking, cycling, and surfing. West Sumatra’s Mentawai Island is a world-famous surfing destination and was listed as one of the world’s 50 best surfing spots by Surfing Magazine.
Green Canyon Cave in Pangandaran, West Java
A nature lover’s paradise, West Java encompasses a wide range of natural attractions, from volcanoes, to jungles, to mountains as well as extensive beaches. Its capital Bandung is known for its natural beauty, as well as for its creative industries, including fashion design, with unique clothing sold at factory outlets. Badung has a distinct colonial European-style atmosphere ever so muslim-friendly combined with captivating traditional arts.
Borobudur temple in Yogyakarta. Image source: Indonesia Ministry of Tourism website
Head to Rihaala to book your next Muslim-friendly holiday.
See also...
- Mode Terang
- Gabung Kompas.com+
- Konten yang disimpan
- Konten yang disukai
- Berikan Masukanmu
- Megapolitan
- Surat Pembaca
- Kilas Daerah
- Kilas Korporasi
- Kilas Kementerian
- Sorot Politik
- Kilas Badan Negara
- Kelana Indonesia
- Kalbe Health Corner
- Kilas Parlemen
- Konsultasi Hukum
- Infrastructure
- Apps & OS
- Tech Innovation
- Kilas Internet
- EV Leadership
- Elektrifikasi
- Timnas Indonesia
- Liga Indonesia
- Liga Italia
- Liga Champions
- Liga Inggris
- Liga Spanyol
- Internasional
- Relationship
- Beauty & Grooming
- Sadar Stunting
- Smartpreneur
- Kilas Badan
- Kilas Transportasi
- Kilas Fintech
- Kilas Perbankan
- Tanya Pajak
- Kilas Investasi
- Sorot Properti
- Tips Kuliner
- Tempat Makan
- Panduan Kuliner Yogyakarta
- Beranda UMKM
- Jagoan Lokal
- Perguruan Tinggi
- Pendidikan Khusus
- Kilas Pendidikan
- Jalan Jalan
- Travel Tips
- Hotel Story
- Travel Update
- Nawa Cahaya
- Ohayo Jepang
- Kehidupan sehat dan sejahtera
- Air bersih dan sanitasi layak
- Pendidikan Berkualitas
- Energi Bersih dan Terjangkau
- Penanganan Perubahan Iklim
- Ekosistem Lautan
- Ekosistem Daratan
- Tanpa Kemiskinan
- Tanpa Kelaparan
- Kesetaraan Gender
- Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan ekonomi
- Industri, Inovasi & Infrastruktur
- Berkurangnya Kesenjangan
- Kota & Pemukiman yang Berkelanjutan
- Konsumsi & Produksi yang bertanggungjawab
3 Konsep yang Harus Dimiliki Wisata Halal di Indonesia dan Potensinya
Kompas.com travel travel update, faqihah muharroroh itsnaini,, ni nyoman wira widyanti.
Tim Redaksi
Faqihah Muharroroh Itsnaini
Penulis ni nyoman wira widyanti, tag wisata religi wisata halal istiqlal pariwisata halal wisata halal sumbar wisata ramah muslim wisata halal indonesia pariwisata halal indonesia pengembangan pariwisata halal menteri pariwisata dan ekonomi kreatif sandiaga uno kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif wisata halal aceh pariwisata halal di ntb wisata halal di ntb wisata ramah muslim di ntb wisata halal bogor potensi wisata halal potensi wisata halal di indonesia apa saja potensi wisata halal di indonesia apa saja tempat wisata halal di jakarta bagaimana prestasi indonesia di dunia wisata halal apa wisata halal terbaik di indonesia.
Mengintip Kepri dan Lombok Sebagai Destinasi Halal Unggulan
Tren Wisata Halal, Bagaimana Nasib Hotel Syariah?
LIPI: Indonesia Bisa Bantu Pariwisata Halal Mendunia
Bagaimana Konsep Wisata Halal di Indonesia?
Tantangan Menghidupkan Kembali Wisata Halal di Indonesia
Masjid Istiqlal akan Dikembangkan Sebagai Wisata Halal
GMTI Umumkan Daftar Destinasi Wisata Halal Terbaik Dunia 2021, Indonesia Turun Peringkat
Kemenparekraf: Ekonomi Syariah Kunci Pendukung Halal Tourism di Indonesia
Sudah Digencarkan Sejak 2010, Pariwisata Halal di NTB Masih Digodok
Terkini Lainnya
Rute Menuju Coban Jahe dari Stasiun Kota Baru Malang
5 Tips Wisata ke Coban Jahe Jabung Kabupaten Malang
Galeri Nasional Indonesia Terapkan Tarif Tiket per 1 September 2024, mulai Rp 10.000
Coban Jahe Jabung Malang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka
3 Cara Dapat Promo Cashback di ASTINDO Travel Fair 2024
Pariwisata Indonesia Ditargetkan Naik ke Peringkat 15 Besar Dunia
ASTINDO Travel Fair 2024 Digelar Hari Ini, Ada Promo Cashback hingga Rp 500.000
Apa Itu Pariwisata Berkualitas yang Sedang Digalakkan Pemerintah?
Antisipasi Mpox, Bandara di Indonesia Pasang Alat Pengukur Suhu
Wisata Gentong Mas di Malang, Padukan Keindahan Alam dan Sentuhan Modern
Indonesia Quality Tourism Conference 2024 Digelar Pertama Kali di Bali
Sambut Kunjungan Paus Fransiskus, Proyeksi Okupansi Hotel Sekitar GBK Penuh
Apakah Wisata Pantai Sekarang Masih Aman? Ini kata BMKG
Taman Lembah Dewata Lembang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka 2024
Rute Menuju Sendang Geulis Kahuripan dari Pusat Kota Bandung
Turis asing ketakutan saat berlayar ke gili trawangan, penting untuk infokan kondisi pelayaran, pemandian air hangat banyu alam di dieng yang indah dikelilingi perbukitan, jangan lupa foto paspor dan koper sebelum liburan, ini alasannya, wabah mpox, antisipasi seperti saat covid-19 akan diberlakukan, now trending.
Anies Baswedan Putuskan Tak Maju di Pilkada Jawa Barat
Akui Belum Kenal Gus Hans, Risma: Dipilihkan Ibu Mega, Saya Pasrah
Hasil Lengkap Korea Open 2024: Dua Ganda Putra Melaju, Rehan/Lisa Terhenti
Dharma Pongrekun-Kun Wardana Resmi Daftar Pilkada Jakarta Jalur Independen
PDI-P Bandung: 95 Persen Usung Anies-Ono di Pilkada Jabar
Sama-sama Lulus Berpangkat Letda, Ini Perbedaan Unhan dan Akmil
Wacana Anies Dimajukan PDI-P pada Pilkada Jabar, Puan: Kita Lihat Nanti Sore
PDI-P Akan Umumkan Figur Kejutan untuk Pilkada Jabar, Anies Baswedan?
Mungkin anda melewatkan ini.
Hotel Baru di Sanur Bali Tawarkan Promo Kamar Rp 315.000
Pendakian Gunung Andong Tutup Selama Ramadhan, Buka Lagi 3 Mei
Ditjen Imigrasi Ajak Jemaah Haji dan Umrah Buat Paspor Lewat "Eazy Passport"
Apa Itu Klitih di Yogyakarta? Berikut Asal-usulnya
Daftar 19 Pintu Masuk Turis Asing dengan Visa on Arrival Khusus Wisata
- Entertainment
- Pesona Indonesia
- Artikel Terpopuler
- Artikel Terkini
- Topik Pilihan
- Artikel Headline
- Harian KOMPAS
- Pasangiklan.com
- GridOto.com
- BolaSport.com
- Gramedia.com
- Gramedia Digital
- Kabar Palmerah
- Ketentuan Penggunaan
- Kebijakan Data Pribadi
- Pedoman Media Siber
Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Info seputar dunia wisata
Peluang dan Tantangan Pengembangan Wisata Halal di Indonesia, Siap Jadi yang Utama!
bagaimana peluang dan tantangan pengembangan wisata halal di indonesia?
Pariwisata Indonesia semakin mendunia! Tahun ini, sekali lagi negeri kita dinobatkan sebagai destinasi wisata ramah Muslim nomor 1 di dunia. Dengan mengalahkan Turki, Saudi Arabia, hingga UAE. Lalu supaya bisa jadi destinasi yang utama, bagaimana peluang dan tantangan pengembangan wisata halal di indonesia?
Dalam ajang Mastercard Crescent Rating Global Muslim Travel Index (GMTI) di Singapura pada 30 Mei 2024, Indonesia mendapatkan peringkat pertama. Tepatnya sebagai “Top Muslim Friendly Destination of The Year 2024” atau Wisata Ramah Muslim Terbaik 2024 .Tak main-main, secara berturut-turut pariwisata halal di Indonesia berhasil mempertahankan posisi juaranya. Mulai tahun 2023, peringkat puncak yang didapatkan memberi makna bahwa Indonesia menjadi pilihan utama bagi pelancong muslim untuk berlibur.
Baca Juga: Pantai Matras, Tempat Pelaksanaan Mada Fest 2024 yang Bikin Betah Berlama-lama
Wisata Halal di Indonesia
Bukan sekedar mengunjungi tempat ibadah umat islam. Wisata halal adalah destinasi yang ramah terhadap muslim, dimana para pelancong bisa mendapatkan pelayanan tanpa ragu-ragu dengan kehalalan. Merasakan ketenangan dan kenyamanan karena fasilitas yang sesuai dengan aturan-aturan agama.
Dalam pemeringkatan yang dilakukan oleh GMTI pada tahun 2024, Indonesia dan Malaysia sama-sama menduduki peringkat pertama. Mengalahkan negeri-negeri Islam seperti Saudi Arabia, Turki, dan Uni Arab Emirat (UAE). Adapun salah satu faktor yang membuatnya berjaya adalah Indonesia sendiri memiliki pelayanan halal friendly karena mayoritas penduduknya beragama Islam. Sehingga kebutuhan religius memang sudah tersedia. Maka pelancong muslim terutama yang berasal dari luar negeri bisa mudah menjaga aspek-aspek keagamaannya tanpa kendala. Ditambah lagi destinasi wisata di Indonesia yang memang beragam dan jadi idaman para turis mancanegara. Tak terkecuali wisatawan beragama Islam.
Adapun aspek-aspek pariwisata yang masuk dalam pelayanan halal friendly diantaranya:
- Makanan HalalRestoran dan tempat makan yang menyajikan makanan yang telah disertifikasi halal, tanpa bahan yang diharamkan menurut ajaran Islam.
- AkomodasiHotel dan penginapan yang menyediakan fasilitas untuk beribadah, seperti mushola atau ruang shalat. Termasuk di dalamnya adalah memastikan tidak ada alkohol atau kegiatan yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
- AktivitasKegiatan wisata yang tidak melibatkan hal-hal yang dilarang dalam Islam, seperti perjudian atau kegiatan yang mempromosikan alkohol.
- Lingkungan yang Ramah MuslimArea yang menyediakan fasilitas untuk berwudhu, adanya masjid atau mushola di tempat-tempat wisata, dan layanan lain yang mendukung kebutuhan wisatawan Muslim.
- PakaianBeberapa tempat wisata halal mungkin memiliki kebijakan berpakaian yang menghormati nilai-nilai Islam, seperti pakaian yang sopan dan menutup aurat.Aspek di atas bertujuan untuk memastikan kenyamanan dan ketenangan wisatawan Muslim dalam menjalankan ibadah dan menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran agama mereka, meskipun sedang berlibur.
Baca Juga: Datang ke Bukit Paralayang Watugupit dan Biarkan Tangki Kebahagiaan Melejit
Peluang Wisata Halal di Di Indonesia
Menteri Pariwisata dan Perekonomian Kreatif Sandiaga Uno pernah menyatakan bahwa perkiraan populasi Muslim global mencapai 2,3 miliar pada tahun 2030. Hal ini menjadi peluang besar bagi pertumbuhan industri halal. Apalagi dengan prestasi Indonesia pada GMTI yang terus menanjak dari tahun ke tahun.
Sandiaga juga menyampaikan bahwa pada tahun 2024, perhatian utama pengembangan wisata halal di Indonesia mencakup sertifikasi halal, program Santri Digitalpreneur, e-katalog Masjid Agung, pusat busana Muslim, dan kerjasama dengan Arab Saudi. Program-program ini diharapkan dapat mencapai target 17 juta wisatawan internasional dan 1,5 miliar pergerakan wisatawan domestik pada tahun 2024, serta mempercepat penciptaan lapangan kerja, terutama di sektor pariwisata halal.
Maka, peluang pengembangan pariwisata halal di Indonesia sangatlah besar jika dilihat dari faktor:
- Populasi Muslim yang Besar. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki pasar domestik yang luas untuk pariwisata halal.
- Keragaman Destinasi. Indonesia menawarkan beragam destinasi wisata yang menarik, mulai dari alam, budaya, sejarah, hingga kuliner, yang bisa dikemas dalam konsep wisata halal.
- Peningkatan Infrastruktur. Pemerintah dan sektor swasta semakin fokus pada pengembangan infrastruktur dan fasilitas yang mendukung pariwisata halal, termasuk hotel, restoran, dan tempat ibadah yang ramah Muslim.
- Sertifikasi Halal. Upaya sertifikasi halal untuk makanan, hotel, dan destinasi wisata memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan Muslim.
- Kerjasama Internasional. Kerjasama dengan negara-negara Muslim lainnya, seperti Arab Saudi, dapat meningkatkan promosi dan investasi di sektor pariwisata halal.
- Program Khusus. Pengembangan pariwisata halal juga diwujudkan dalam program-program khusus. Seperti Santri Digitalpreneur dan pusat busana Muslim. Kegiatan ini mampu mendukung ekosistem pariwisata halal dan menarik lebih banyak wisatawan. Dengan memanfaatkan faktor-faktor ini, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi utama pariwisata halal di dunia.
tantangan pengembangan pariwisata halal di indonesia
Bagaimanapun, di setiap usaha menuju lebih baik, pastilah mengandung rintangan. Begitu pula dengan program pengembangan pariwisata di Indonesia. Demi terus menjadi destinasi wisata halal friendly terbaik di dunia , Indonesia harus melampaui setiap tantangan.
Berikut adalah tantangan yang dihadapi wisata halal di Indonesia sekaligus solusi yang bisa digunakan:
- Kesadaran dan Pemahaman. Tidak semua pelaku industri pariwisata memahami konsep wisata halal dan kebutuhan khusus wisatawan Muslim. Banyak yang mungkin menganggap pariwisata halal hanya terkait dengan makanan. Padahal cakupannya lebih luas, termasuk fasilitas ibadah, layanan ramah Muslim, dan lingkungan yang mendukung. Kekurangan pemahaman ini bisa membuat pelaku industri kurang siap dalam memenuhi kebutuhan wisatawan Muslim.Edukasi dan pelatihan kepada pelaku industri pariwisata sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman ini. Pemerintah dan organisasi terkait bisa mengadakan workshop, seminar, dan program pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan tentang pariwisata halal. Dengan pemahaman yang lebih baik, pelaku industri bisa lebih efektif dalam menyediakan layanan yang sesuai dengan standar wisata halal.
- Infrastruktur dan Fasilitas. Masih terbatasnya jumlah hotel, restoran, dan tempat wisata yang memiliki sertifikasi halal dan fasilitas ramah Muslim menjadi tantangan besar. Wisatawan Muslim mencari tempat yang menyediakan makanan halal, ruang shalat, dan lingkungan yang mendukung nilai-nilai Islam. Kurangnya fasilitas ini bisa membuat Indonesia kurang kompetitif dibandingkan negara lain dalam menarik wisatawan Muslim.Investasi dalam pembangunan dan peningkatan infrastruktur yang ramah Muslim sangat penting. Pemerintah bisa memberikan insentif bagi bisnis yang ingin mendapatkan sertifikasi halal atau menyediakan fasilitas ramah Muslim. Selain itu, perlu ada upaya untuk mengembangkan destinasi wisata baru yang memenuhi standar wisata halal.
- Sertifikasi Halal. Proses sertifikasi halal yang masih kurang efektif dan efisien dapat menghambat pengembangan sektor ini. Sertifikasi yang berbelit-belit dan memakan waktu lama bisa membuat pelaku usaha enggan untuk mengajukan sertifikasi, sehingga jumlah tempat yang memiliki sertifikat halal terbatas.Reformasi dalam proses sertifikasi halal bisa membantu mengatasi masalah ini. Penerapan sistem yang lebih cepat, transparan, dan mudah diakses oleh pelaku usaha akan mendorong lebih banyak bisnis untuk mendapatkan sertifikasi halal. Selain itu, perlu ada sosialisasi tentang pentingnya sertifikasi halal bagi peningkatan daya saing dalam industri pariwisata.
- Promosi dan Pemasaran. Bagaimanapun, promosi wisata halal harus terus ditingkatkan. Butuh langkah optimal dan membutuhkan strategi yang lebih terarah. Tanpa promosi yang tepat, potensi wisata halal tidak akan dikenal luas oleh wisatawan Muslim baik domestik maupun internasional. Kurangnya informasi tentang destinasi wisata halal di Indonesia bisa membuat wisatawan Muslim memilih negara lain.Strategi pemasaran yang fokus pada wisata halal harus dikembangkan. Kampanye pemasaran melalui media sosial, pameran pariwisata, dan kerjasama dengan agen perjalanan internasional dapat meningkatkan kesadaran dan menarik lebih banyak wisatawan Muslim. Pemerintah juga bisa berkolaborasi dengan influencer Muslim untuk mempromosikan destinasi wisata halal di Indonesia.
- Kolaborasi. Diperlukan koordinasi yang lebih baik antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam mengembangkan pariwisata halal. Tanpa kerjasama yang solid, upaya pengembangan wisata halal bisa berjalan lambat dan tidak efektif. Kurangnya sinergi antara berbagai pihak terkait bisa membuat program dan inisiatif tidak terkoordinasi dengan baik.Pembentukan forum atau lembaga khusus yang mengkoordinasikan pengembangan pariwisata halal bisa menjadi solusi. Forum ini bisa melibatkan perwakilan dari pemerintah, pelaku industri, dan komunitas Muslim untuk bersama-sama merumuskan kebijakan dan strategi. Dengan koordinasi yang baik, berbagai program dan inisiatif bisa dijalankan dengan lebih efektif dan terarah.
- Sumber Daya Manusia. Kurangnya tenaga kerja yang terlatih dan paham mengenai layanan pariwisata halal dapat menjadi kendala dalam memberikan pelayanan yang memadai. Wisatawan Muslim membutuhkan layanan yang memenuhi standar halal, dan kurangnya tenaga kerja yang terlatih bisa mengurangi kualitas pelayanan.Program pelatihan dan sertifikasi untuk tenaga kerja di sektor pariwisata perlu ditingkatkan. Pelatihan ini bisa mencakup pengetahuan tentang prinsip-prinsip halal, layanan ramah Muslim, dan manajemen destinasi wisata halal. Dengan tenaga kerja yang terlatih, kualitas pelayanan dapat ditingkatkan, sehingga wisatawan Muslim merasa lebih nyaman dan puas.
- Persepsi Negatif. Ada persepsi negatif atau stereotip yang bisa jadi muncul terkait pariwisata halal. Beberapa orang mungkin menganggap pariwisata halal sebagai sesuatu yang eksklusif atau membatasi, yang bisa mengurangi minat untuk mengembangkan atau berpartisipasi dalam sektor ini. Persepsi ini bisa menghambat upaya pengembangan wisata halal.Mengatasi persepsi negatif memerlukan edukasi dan informasi yang tepat. Kampanye untuk memperkenalkan konsep pariwisata halal sebagai bagian dari keberagaman dan inklusivitas dalam pariwisata bisa membantu mengubah persepsi ini. Menampilkan keberhasilan dan manfaat pariwisata halal bagi ekonomi dan sosial juga bisa membantu mengatasi pandangan negatif.
Mendapatkan peringkat terbaik bukan berarti harus berhenti berusaha. Peluang dan tantangan pengembangan pariwisata halal di Indonesia teruslah ada. Butuh solusi cerdas dan langkah nyata untuk mempertahankan dan meningkatkan pelayanan bagi wisatawan Muslim dari berbagai penjuru dunia. Supaya Indonesia bisa menjadi destinasi wisata halal yang utama.
Related posts:
0 comments on “ peluang dan tantangan pengembangan wisata halal di indonesia, siap jadi yang utama ”, tinggalkan balasan batalkan balasan.
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.
Ini 10 Destinasi Wisata Halal Unggulan Indonesia
Pohon Kantil Ini Jadi Saksi Bisu Masjid Berusia 4 Abad di Klaten
Kisah Masjid Kuno di Blora: Usianya 250 Tahun-Pernah Dipindah 5 Km
Gambaran wisata ramah muslim di amerika serikat, kemenparekraf x mui: konsultasi isu-majukan umkm, termasuk konser, buka bersama di masjid istiqlal, sandiaga ajak pertahankan reputasi wisata halal, cak imin jelaskan maksud 'wisata halal dan haram': bukan mau diseragamkan, waka mpr dorong peluang sektor pariwisata halal dimanfaatkan dengan baik, penjelasan cak imin soal janji wisata halal jika amin menang, cak imin: amin menang, ri akan jadi destinasi wisata halal terbesar dunia.
Rencanakan Liburanmu!
Rekomendasi Wisata Seru dan Populer
HILLpark Sibolangit: Wahana dan Taman Hiburan Terbesar di Sumatera
Barcode Gokart
Berita Terpopuler
Kisah 'kampung dayak' di sukabumi, hidup nomaden ikuti pasang surut air laut, pertama dalam sejarah, 2 pesawat raksasa airbus a380 di satu rute indonesia, viral pantai tasikmalaya diserbu ribuan ikan japuh, fenomena apa ini, cara termurah ke labuan bajo, pilih kapal atau pesawat, horor wajah wanita ini ditusuk pria tak dikenal di bandara, komentar terbanyak, pkl cemburu rumah makan astro di puncak tak digusur, ini kata pemkab bogor, duh mbak rara ditolak di aceh, ia segera dipulangkan, berapa sih harga sewa pesawat jet pribadi ke amerika serikat.
- Law Enforcement against Banking Crime
- Adjusting the Minimum Holding Period on Bank Indonesia Certificates
- Announcement of The Result of 1 Month SBI Auction for February 1, 2006
- Announcement of The Result of 1 Month SBI Auction for December 7, 2005
- Announcement of The Result of 1 Month SBI Auction for November 16, 2005
- Announcement of The Result of 1 Month SBI Auction for September 21, 2005
- Announcement of The Result of 1 Month SBI Auction for November 23, 2005
- Announcement of The Result of 1 Month SBI Auction for December 28, 2005
- Issuance and Circulation of Commemorative Rupiah Uncut Notes
- Executive Summary Progress On Post-IMF (white Paper) Bank Indonesia Action Plans (period: April – June 2004)
- Basel II and Financial Stability : "Preconditions and Implementation Challenges"
- Announcement of The Result of 1 Month and 3 Months SBI Auction for 5 October, 2005
- BI-RTGS, BI-SSSS, and SKN-BI Operates Normally
- Second OMFIF Asian Central Bank’s Watchers Conference Tenth Bank Indonesia Annual International Seminar “Asia as an Engine for World Growth: Investment Focus Indonesia”
Wisata-Halal-Penggerak-Utama-Industri-Halal-Indonesia //
- Recent Currently selected
News Release
Halal Tourism Key Driver of Halal Industry in Indonesia
The massive potential of global Muslim travellers visiting Indonesia makes halal tourism a key driver of Indonesia's halal industry. In 2018, around 140 million international Muslim travellers visited Indonesia spending online a total of USD35 billion, with 158 million travellers projected for 2020. In addition, Indonesia and Malaysia topped the best global halal travel destinations in 2019. That was the key message from BI Deputy Governor Dody Budi Waluyo at the Halal Tourism Summit entitled "The Future of Halal Tourism: Better and Sustainable as an Implementation of the Rahmatan Lil Alamiin Concept” as part of the ISEF 2019 activities today (15/11) in Jakarta.
Halal tourism development is in line with current government commitment to position tourism as a key accelerator of economic growth in Indonesia, as stated by Anang Sutono, expert staff of the Minister of Tourism and the Creative Economy, Ministry of Tourism. To that end, the Government, in conjunction with Bank Indonesia and other relevant stakeholders, has compiled a development strategy for Indonesia's flourishing halal tourism industry.
In terms of halal tourism development, an important paradigm that must be understood is that halal tourism is not trying to alienate Muslim travellers from conventional tourist activities or to exclude non-Muslim travellers from certain travel destinations. Halal tourism development aims to provide greater convenience for Muslim travellers to carry out their religious duties while travelling. For non-Muslims, halal tourism is expected to provide safe and sound travel services, while introducing Muslim teachings as universal values.
The Indonesia Halal Tourism Summit is expected to increase exposure to halal tourism in Indonesia for consumers and business players to create business partnerships towards the further development of halal tourism in Indonesia.
Other Articles
Indonesia’s Balance of Payments (BOP) Improved in Q2/2024, External Sector Resilience Maintained
BI-Rate Held at 6.25%: Strengthening Stability and Maintaining Growth from Impact of Global Spillovers
Residential Property Price Survey Q2/2024 Residential Property Prices Post Limited Gains
Indonesia’s External Debt Still Manageable in the Second Quarter of 2024
Retail Sales Survey July 2024: Retail Sales Expected to Increase
- Mode Terang
- Gabung Kompas.com+
- Konten yang disimpan
- Konten yang disukai
- Berikan Masukanmu
- Megapolitan
- Surat Pembaca
- Kilas Daerah
- Kilas Korporasi
- Kilas Kementerian
- Sorot Politik
- Kilas Badan Negara
- Kelana Indonesia
- Kalbe Health Corner
- Kilas Parlemen
- Konsultasi Hukum
- Infrastructure
- Apps & OS
- Tech Innovation
- Kilas Internet
- EV Leadership
- Elektrifikasi
- Timnas Indonesia
- Liga Indonesia
- Liga Italia
- Liga Champions
- Liga Inggris
- Liga Spanyol
- Internasional
- Relationship
- Beauty & Grooming
- Sadar Stunting
- Smartpreneur
- Kilas Badan
- Kilas Transportasi
- Kilas Fintech
- Kilas Perbankan
- Tanya Pajak
- Kilas Investasi
- Sorot Properti
- Tips Kuliner
- Tempat Makan
- Panduan Kuliner Yogyakarta
- Beranda UMKM
- Jagoan Lokal
- Perguruan Tinggi
- Pendidikan Khusus
- Kilas Pendidikan
- Jalan Jalan
- Travel Tips
- Hotel Story
- Travel Update
- Nawa Cahaya
- Ohayo Jepang
- Kehidupan sehat dan sejahtera
- Air bersih dan sanitasi layak
- Pendidikan Berkualitas
- Energi Bersih dan Terjangkau
- Penanganan Perubahan Iklim
- Ekosistem Lautan
- Ekosistem Daratan
- Tanpa Kemiskinan
- Tanpa Kelaparan
- Kesetaraan Gender
- Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan ekonomi
- Industri, Inovasi & Infrastruktur
- Berkurangnya Kesenjangan
- Kota & Pemukiman yang Berkelanjutan
- Konsumsi & Produksi yang bertanggungjawab
Tiga Sektor Penopang Industri Halal di Indonesia
Kompas.com money syariah, haryanti puspa sari,, yoga sukmana.
Tim Redaksi
Haryanti Puspa Sari
Penulis yoga sukmana.
Industri Halal Indonesia Didominasi Sektor Makanan dan Minuman
AFSI Sebut Indonesia Harus Jadi Produsen Produk Halal Global
Jadwal dan Lokasi Halal Indonesia International Industry Expo 2024
Dapat Sertifikasi BPJPH, KAI Logistik Layani Angkutan Peti Kemas Berstandar Halal
Kepada DPR, BPJPH Sebut Anggarannya Terbatas untuk Fasilitasi Sertifikat Halal bagi UMK
BPJPH Bakal Cabut Sertifikasi Halal Roti Aoka jika Terbukti Ada Zat Pengawet Berbahaya
Terkini Lainnya
4 Alasan Reksadana Cocok untuk Investor Pemula
Sederet Promo Wondr by BNI di Bazaar Fest Vol. 3
Ada 2 Jenis Kereta Api Ekonomi New Generation, Apa Saja Perbedaannya?
4 Cara Bayar Belanja Tokopedia Lewat Bank BCA
BNI Sediakan Layanan Perbankan untuk Bappenas, Karyawan Diajak Pakai Wondr
Kemenperin: Banyak Barang Impor, Utilitas Industri Elektronika Masih Rendah
Pupuk Kaltim Tegaskan Penerapan K3 Secara Konsisten
Penerapan Budaya K3 Jadi Landasan Utama Kehandalan Penyaluran Energi Subholding Gas Pertamina
Cek Tagihan Listrik Pascabayar Bisa melalui PLN Mobile, Ini Caranya
Garudafood Jalin Kemitraan dengan 3.500 Peternak Sapi Lokal
Dorong Hilirisasi Industri, PT Inerco Global International Sepakati KSO Pabrik Pipa Seamless dengan PT Artas Energi Petrogas
Pertamina Bakal Hentikan Penjualan Pertalite di Beberapa SPBU, Ini Alasannya
BNI Perkenalkan Aplikasi Wondr ke Diaspora Indonesia
Tekan Emisi, PLN Pakai Limbah Serbuk Kayu Jadi Bahan Bakar PLTU Ombilin
BTN Siapkan Dukungan Pembiayaan untuk 150.000 Rumah Rendah Emisi
Pekan depan aturan baru terbit, kendaraan mewah tak bisa lagi beli bbm subsidi, demo hari ini, ribuan ojol dan kurir akan matikan aplikasi, beda fokus bisnis adira finance dan mandala finance usai akuisisi, 10 tahun pemerintahan jokowi, warga kelas menengah lebih rentan turun kelas ketimbang naik kelas, dpr usul tukin pns dipangkas, sri mulyani: secara prinsip setuju, now trending.
Anies Baswedan Putuskan Tak Maju di Pilkada Jawa Barat
Akui Belum Kenal Gus Hans, Risma: Dipilihkan Ibu Mega, Saya Pasrah
Hasil Lengkap Korea Open 2024: Dua Ganda Putra Melaju, Rehan/Lisa Terhenti
Dharma Pongrekun-Kun Wardana Resmi Daftar Pilkada Jakarta Jalur Independen
PDI-P Bandung: 95 Persen Usung Anies-Ono di Pilkada Jabar
Sama-sama Lulus Berpangkat Letda, Ini Perbedaan Unhan dan Akmil
Wacana Anies Dimajukan PDI-P pada Pilkada Jabar, Puan: Kita Lihat Nanti Sore
PDI-P Akan Umumkan Figur Kejutan untuk Pilkada Jabar, Anies Baswedan?
Mungkin anda melewatkan ini.
Kurangi Polusi, Grab Tambah 1.000 Unit Mobil Listrik Hingga Akhir 2024
Pendanaan ke "Startup" Global Turun, Erick Thohir Sebut Saat Ini 'Musim Dingin' Investasi
Telkom Cari Mitra Strategis untuk Percepat Pengembangan Bisnis "Data Center"
Meneropong Prospek Kinerja Sektor Industri Telekomunikasi
Telkom Optimistis Catat Kinerja Positif pada 2024 berkat Strategi Ini
- Entertainment
- Pesona Indonesia
- Artikel Terpopuler
- Artikel Terkini
- Topik Pilihan
- Artikel Headline
- Harian KOMPAS
- Pasangiklan.com
- GridOto.com
- BolaSport.com
- Gramedia.com
- Gramedia Digital
- Kabar Palmerah
- Ketentuan Penggunaan
- Kebijakan Data Pribadi
- Pedoman Media Siber
Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Calon Mundur Parpol Putar Haluan
Presiden Jokowi mengatakan koalisi yang saling silang membuat rakyat mempunyai makin banyak pilihan.
Harga Obat Selangit, Pasien Menjerit
Indonesia menjadi negara dengan akses obat-obatan inovatif paling rendah di Asia Tenggara.
- Politik dan Hukum
- Megapolitan
- Internasional
- Kolom Pakar
- Live Streaming
- Iklan Pengumuman
- Layanan Bisnis
Taiwan Gencarkan Informasi Pariwisata Lewat Astindo Travel Fair 2024
- # Pariwisata halal
- # Wisata Halal
Aston Pekalongan Syariah Hotel & Conference Center Hadir sebagai Simbol Baru Pariwisata Halal di Pekalongan
Archipelago International, jaringan hotel terkemuka di Asia Tenggara dengan kehadiran global, secara resmi meresmikan Aston Pekalongan Syariah Hotel & Conference Center
Peningkatan Minat Terhadap Wisata Halal Memerlukan Tindakan yang Tepat
Sektor pariwisata halal menawarkan peluang besar yang perlu dimanfaatkan secara optimal melalui perencanaan yang matang, guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia.
Promo Luxperience The Luxton Bandung, Hemat hingga 50 Persen untuk Menikmati Pengalaman Kuliner Mengesankan
The Luxton Bandung dengan bangga mengumumkan berbagai penawaran menarik yang siap memanjakan Anda dengan diskon hingga 50%!
Masuki Pertengahan Tahun, Hotel Bintang Empat Jakarta Selatan Tawarkan Promosi Spesial
MEMASUKI semester kedua 2024, Hotel GranDhika Iskandarsyah Jakarta menawarkan promosi paket kamar dengan harga spesial.
UMKM Expo Jateng di Bali Dibuka, Langsung Hasilkan Kontrak Bisnis Senilai Rp66 Miliar
GELARAN Business Matching dan UMKM Expo Jateng yang dihelat di Trans Studio Mall, Kota Denpasar, Bali, resmi dibuka pada Sabtu, 20 Juli 2024.
Spesial Hari Kemerdekaan, The Tavia Heritage Hotel Tawarkan Promo Menginap Eksklusif
THE Tavia Heritage Hotel menawarkan promo menginap eksklusif dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan RI ke-79.
Nikita Mirzani Diperiksa Terkait Dugaan Promosi Judi Online
Artis Nikita Mirzani telah menjalani pemeriksaan oleh Bareskrim Polri terkait dugaan mempromosikan judi online.
Perundungan PPDS
Festival Handai Indonesia Tunjukkan Bahasa Indonesia kepada Dunia
Pendidikan dan Ekosistem Keunggulan
Fokus Perundungan PPDS, Apa yang Terlewat?
Optimisme Menyikapi Tantangan Perekonomian
Membaca Ulang Prospek Ekonomi Indonesia
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
- [email protected]
- 021 582 1303
- 021 582 0476
- Tentang Kami
- Pedoman Media Siber
Copyright @ 2024 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved
- Ikuti kami:
COMMENTS
Layanan. Ingin tahu soal 5 Destinasi Super Prioritas, klik di sini ya! Indonesia menjadi negara yang sangat potensial untuk pengembangan pariwisata halal. Jumlah penduduk muslim yang tinggi menjadi salah satu sumber daya penting dalam realisasi konsep wisata halal di Indonesia.
Layanan. Ingin tahu soal 5 Destinasi Super Prioritas, klik di sini ya! Saat ini, pasar halal tourism dan muslim-friendly di Indonesia telah memasuki fase pasar global. Oleh karena itu, pengembangan layanan halal tourism dan muslim-friendly wajib dilakukan untuk mendorong Indonesia menjadi pemimpin dalam pengembangan wisata ramah muslim dunia.
The Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2023, a collaboration between CrescentRating, Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI), and Bank Indonesia, positions the nation as a top Halal Tourism destination. Building on the foundation set by the Mastercard-Crescentrating Global Muslim Travel Index (GMTI) since 2015, the IMTI has expanded its evaluation to 15 provinces, up from ten in its ...
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia meraih prestasi sebagai rangking kedua dalam The Global Travel Muslim Index (GMTI) 2022. Capaian itu menunjukkan besarnya potensi serta daya saing wisata halal di Indonesia. "Indonesia naik peringkat ke ranking kedua setelah tahun sebelumnya di peringkat keempat," kata Founder & CEO Crescentrating & Halaltrip ...
6 June 2023 13:39 WIB. TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia managed to grab the Top Muslim Friendly Destination of The Year 2023 in the Mastercard Crescent Rating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023 in Singapore, which is an improvement from last year's second place. "We got an unexpected result that saw Indonesia placing first in the Global ...
Di sela-sela acara penobatan wisata halal oleh GMTI di Jakarta, Menteri Pariwisata Arif Yahya juga mengakui pentingnya membuat regulasi yang suportif dalam upaya memajukan wisata halal. "Kita juga membutuhkan regulasi terkait halal tourism dan ini akan dibuat atas kerja sama Kemenpar dengan Majelis Ulama Indonesia," ujarnya. Panduan dari ...
Wisata Halal Indonesia Terbaik Kedua di Dunia, Ini Strategi Kemenparekraf. Masjid Agung Baiturrahman Aceh, salah satu tujuan wisata halal muslim friendly Indonesia. ( Azhar Rahmat Dita) KOMPAS.com - Pariwisata halal di Indonesia berhasil naik peringkat sehingga berada di posisi kedua dalam The Global Muslim Travel Index (GMTI) 2022.
JAKARTA, KOMPAS.com - Pariwisata Indonesia tercatat naik dua peringkat menjadi posisi kedua dalam The Global Travel Muslim Index (GTMI) 2022. Ini menunjukkan besarnya potensi serta daya saing wisata halal Indonesia di dunia.. Founder & CEO Crescentrating & Halaltrip, Fazal Bahardeen, dalam Halal in Travel Global Summit 2022 di Singapura pada Rabu (1/6/2022) mengumumkan capaian tersebut di ...
Reformasi Birokrasi. PPID. Ragam Poltekpar. Layanan. Ingin tahu soal 5 Destinasi Super Prioritas, klik di sini ya! Salah satu cara meningkatkan tren wisata halal di Indonesia adalah dengan memajukan destinasi berbasis moslem friendly tourism.
Selain itu, pertumbuhan pasar pariwisata halal Indonesia di tahun 2018 mencapai 18%, dengan jumlah wisatawan muslim (wislim) mancanegara yang berkunjung ke destinasi wisata halal prioritas Indonesia mencapai 2,8 juta dengan devisa mencapai lebih dari Rp 40 triliun. Mengacu pada target capaian 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman ...
KOMPAS.com - Indonesia dan Malaysia berada di peringkat pertama dalam daftar destinasi wisata halal terbaik di dunia, berdasarkan laporan Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023 dari Mastercard dan CrescentRating. Sebelumnya Indonesia menduduki peringkat pertama pada tahun 2019, sedangkan Malaysia konsisten menduduki peringkat tertinggi sejak ...
Berikut 5 daerah yang mulai menerapkan konsep wisata halal di Indonesia menurut Kemenparekraf: ... Pada 2015, Lombok pernah dinobatkan sebagai The World Best Halal Tourism Destination dalam ajang World Halal Travel Awards di Abu Dhabi. GMTI bahkan memberikan nilai 76 untuk kualitas layanan komunikasi di Lombok pada 2019.
Menurut IMTI 2019 Aceh menduduki peringkat 2 sebagai wisata ramah muslim di Indonesia. Dalam World Halal Tourism Award 2016, Aceh berhasil meraih penghargaan World's Best Airport for Halal Travellers - Sultan Iskandar Muda International Airport dan World's Best Halal Cultural Destination. Selain itu, Aceh memiliki beberapa destinasi wisata ...
Based on the 2018 IMTI, the leading tourist destination in Indonesia was Lombok with 58 points, while the last rank was South Sulawesi including Makassar and its vicinity with 30 points. "IMTI will help stakeholders in the tourism sector to play an important role in accelerating the growth of halal tourism in Indonesia," Fazal remarked.
Dengan rapor ini, wisata halal Indonesia akan terus berkembang. Bila industrinya terus kompetitif seiring arus masuk wismannya, maka masyarakat akan semakin sejahtera. Ada income besar yang dinikmati langsung oleh masyarakat," tutup Arief. Adapun negara yang masuk daftar 10 Top GMTI adalah: 1. Indonesia (78) 2.
Contoh wisata halal di Indonesia di antaranya wisata religi, seperti ke Masjid Istiqlal, Masjid Al-Aqsa, dan Masjid Nabawi. Lalu ada pula wisata kuliner ke restoran dan kafe yang makanannya halal. Ada juga wisata alam, mulai dari pantai, gunung, dan hutan yang fasilitas dan layanannya halal. Selain itu, kamu juga mengikuti wisata budaya ke desa ...
halal tourism indicator according to the DSN-MUI fatwa Number: 108/DSN-MUI/X/2016 and West Nusa Tenggara Regional Regulation Number. 2 of 2016 the content is almost the same and interrelated with one another. The only difference is in the use of the term "sharia tourism" in the DSN- MUI fatwa while the content in the regional regulation ...
Jakarta, BPJPH - Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kemenag Muhammad Aqil Irham menilai halal tourism (wisata halal) sangat potensial untuk memperkuat industri wisata nasional. Hal itu diungkapkan Aqil Irham saat menjadi narasumber Jakarta Marketing Week 2022 dengan tema "Halal Tourism: How It Helps Recovering Indonesia ...
The island won the "best halal tourism and halal honeymoon destination" in Abu Dhabi in 2016. 2. Aceh. Baiturrahman Grand Mosque in Banda Aceh is a symbol of faith and a resilient spirit as it survived the 2004 Tsunami. Muslim-friendly Aceh is known as the province from which Islam first spread to the rest of Indonesia.
Minat terhadap wisata halal di Indonesia cukup tinggi, begitupun potensinya. Untuk itu, ada 3 konsep perluasan wisata halal yang harus dipenuhi. ... Kemenparekraf: Ekonomi Syariah Kunci Pendukung Halal Tourism di Indonesia; Sudah Digencarkan Sejak 2010, Pariwisata Halal di NTB Masih Digodok; Video rekomendasi. Video lainnya . Pilihan Untukmu ...
Peluang Wisata Halal di Di Indonesia Peluang Wisata Halal di Di Indonesia. Menteri Pariwisata dan Perekonomian Kreatif Sandiaga Uno pernah menyatakan bahwa perkiraan populasi Muslim global mencapai 2,3 miliar pada tahun 2030. Hal ini menjadi peluang besar bagi pertumbuhan industri halal. Apalagi dengan prestasi Indonesia pada GMTI yang terus ...
Ada 10 destinasi wisata halal dalam negeri yang jadi unggulan. Pasar traveler muslim dewasa ini semakin menjanjikan. Menurut Global Muslim Travel Index atau GMTI, jumlah wisatawan muslim dunia tahun 2020 diprediksi mencapai 158 juta wisman. Peluang itu pun disambut oleh Kemenpar, yakni lewat penetapan 10 destinasi wisata halal di indonesia ...
Latest Info. The massive potential of global Muslim travellers visiting Indonesia makes halal tourism a key driver of Indonesia's halal industry. In 2018, around 140 million international Muslim travellers visited Indonesia spending online a total of USD35 billion, with 158 million travellers projected for 2020.
by 2026 and generate up to $300 billion. The paper analyses the opportunities and challenges of. Halal tourism industry in Indonesia. Based on literature. reviews, the paper describes the c oncept ...
Eko mengatakan industri halal di Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan mengingat peningkatan jumlah pengeluaran konsumen muslim sebesar 9,5 persen dari 2 triliun dollar AS pada 2021 menjadi 2,29 triliun dollar AS pada 2022. Di samping itu, Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi muslim terbesar di dunia yang mencapai 235,6 juta ...
Director Taiwan Tourism Information Center in Jakarta Abe Chou di acara Astindo Travel Fair 2024 di Mal PIK Avenue, Jakarta Utara, Kamis (29/8).(MI/Ihfa FIrdausya) PARIWISATA Taiwan makin gencar menggaet wisatawan asal Indonesia. Salah satu yang dilakukan adalah memberikan informasi seluas mungkin kepada calon pengunjung negara tersebut.